Menonton Film Jameela dan Sang Presiden seakan melihat kenyataan bangsaku yang tercinta. Dengan apiknya Ratna Sarumpaet merangkai cerita mengenai kriminalitas yang tak pernah bisa diberantas di Indonesia. PERDAGANGAN PEREMPUAN atau bahasa kerennya TRAFICKING. Bahkan ketika para aktifis wanita yang bernaung didalam organisasi yang mempunyai nama yang mengindonesia turun langsung menangani korban traficking tak jua mampu menghapus traficking dari daftar kejahatan manusia.


Kisah bermula ketika Seorang perempuan bernama Jamila (Atiqah Hasiholan) tiba-tiba menjadi headline di semua pemberitaan nasional. Ia mengaku membunuh seorang pejabat tinggi negeri dan menolak mengajukan pengampunan hukuman mati dari Presiden.
Jamila dimasukkan dalam penjara yang dipimpin oleh seorang sipir perempuan yang sangat ditakuti, Ibu Ria (Christine Hakim). Di penjara inilah cerita Jamila bergulir, membuka sebuah luka bernama perdagangan manusia yang dialami oleh Jamila dan jutaan anak di Indonesia. Selama ini Jamila mencari adiknya yang terjerat dalam sindikat prostitusi anak, yang akhirnya mengantar Jamila ke penjara
Persidangan Jamila menjadi panas dan semakin kontroversial dengan kemunculan kepala golongan fanatik (Fauzi Badilah) yang mati-matian menentang pengampunan dari Presiden. Konflik di dalam penjara dengan Ibu Ria makin meruncing, sementara tekanan dari luar juga menjadi tidak tertahankan. Jamila semakin terpuruk, hukuman matinya semakin dekat.

Cerita yang sangat dalam dan memberikan sebuah kenyataan yang dialami oleh anak-anak perempuan Indonesia yang terjebak dalam sindikat perdagangan anak dan wanita serta disinyalir ada beking dari oknum aparat.

Ada beberapa scene yang saya lihat menarik untuk didiskusikan dan diambil makna dari film ini yakni

1. Jamila kecil yang sudah dipaksa untuk menjadi dewasa karena keadaan sehingga memiliki tingkat kematangan berpikir dan kritis dalam menjalani hidup. Terlihat ketika dia masih ingin sekolah setelah dijual oleh bapaknya kepada seorang mucikari.

2. Adegan yang menampilkan Susi menyelamatkan Jamila dari kasarnya perlakuan aparat yang merazia tempat mangkal perempuan marjinal ketika dia sampai disana setelah melarikan diri dari rumah ibu angkatnya dan ketika Susi menghalangi mucikarinya agar tidak menyuruh Jamila menjadi seperti dirinya. Dalam hal ini perasaan sayang dan peduli yang biasanya dibangga-banggakan oleh kalangan tertentu tidak pernah luntur walau dia hanya seorang perempuan marjinal.

3. Demonstrasi yang dilakukan oleh kalangan tertentu dalam film atau mungkin didunia nyata merupakan sebuah pesanan dari someone yang menginginkan sebuah opini yang dapat diputarbalikkan. Mereka melakukan demo yang esensinya terkadang tidak menyentuh kepada persoalan lapisan masyarakat bawah yang berpikir bagaimana supaya besok ada sepiring nasi untuk anak dan istrinya. Seandainya para demonstran berpikir bahwa lebih baik bertindak dan berbuat untuk masyarakat daripada berteriak dijalanan dan membuat hancur fasilitas pemerintah yang dibangun dari uang rakyat.

4. Seandainya orang kaya mau mengeluarkan hartanya untuk membina masyarakat miskin disekitarnya daripada menumpuk harta dan membangun rumah yang mewah. Seandainya pengusaha muslim mampu memberikan keuntungannya untuk solusi memutuskan lingkaran setan kemiskinan sehingga rakyat miskin disekitar lingkungan Universitas atau Sekolah Tinggi Islam bisa mandiri.

5. Seandainya negara bertindak lebih tanggap dan arif terhadap persoalan yang berhubungan dengan keamanan dan kesejahteraan rakyat dan tidak hanya berbunyi atau bertindak ketika diluar masalah masyarakat. Keterwakilan sikap pada keengganan dan kebisuan sang presiden menemui Jamila dan berbicara persoalan Jamila. Memang benar yang dikatakan oleh susi 'hari gene mana ada presiden mau menemui pelacur'. Hmmmmh sebuah personifikasi yang sangat dalem banget.

6. At last ternyata perdagangan manusia terutama perempuan adalah permasalahan umum yang terjadi di negara ini. tidak hanya di Batam, Jawa Barat atau di Kalimantan, Papua tetapi ada disetiap titik kota negeri ini walaupun secara sembunyi-sembunyi. Bagaimana memutuskan lingkaran setan perdagangan perempuan ini? Langkah kongkrit adalah setiap petinggi daerah harus memiliki kekuasan untuk mengatur kesejahteraan dan keamanan daerahnya dan hubungan ke pusat bersifat koordinasi dan disebuah situasi tertentu yang menyangkut penyimpangan kekuasaan pemerintah pusat langsung bisa memberi perintah. Intinya adalah otonomi yang memiliki keterikatan dengan rentang kendali dan rentang birokrasi yang dipersingkat. Langkah lain yang tak kalah pentingnya adalah penegakan disiplin ditingkat pemelihara payung hukum negeri ini. Seandainya saja aparat hukum bersih dan berjalan sesuai sumpah prajurit yang sejalan dengan pengamalan iman maka tidak ada lagi yang mencari tambahan uang yang tak jelas seperti yang dilakukan oleh oknum aparat yang tidak bertanggung jawab.

7. Sebuah prolog yang sangat menarik didalam fil adalah "tak ada perempuan yang mau terlahir sebagai pelacur" membuat kita seharusnya menyadari bahwa mereka adalah sama seperti kita. Hanya nasib dan pekerjaan yang membedakan. Seandainya kita mau merangkul mereka dan membimbing mereka untuk kembali ke jalan Allah bukannya mencerca mereka serta menjauhi mereka. Mereka tidak bisa sebersih yang kita inginkan tetapi kita tidak lebih bersih daripada mereka. Asli yang ini bukan bermaksud membela perempuan marjinal tetapi adalah sebuah perenungan yang mungkin bisa dibagi.


* Thanks for Vanie yang telah mengenalkan istilah perempuan marjinal untuk menggantikan istilah psk.

0 Comments:

Post a Comment



Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda